Pemisahan campuran
dengan cara kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara
partikel-partikel zat yang bercampur pada medium tertentu.
Dalam kehidupan
sehari-hari pemisahan secara kromatografi dapat kita temui pada rembesan air pada
dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jarak tertentu.
Tinta hitam
merupakan campuran beberapa warna. Kita dapat memisahkan campuran warna
tersebut dengan cara kromatografi. Di bawah ini merupakan salah satu pemisahan
dengan cara kromatografi.
“Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang
mana analit-analit dalam sampel terdistribusi antara 2 fase, yaitu fase diam
dan fase gerak.”
Dari pengertian di atas dapat diketahui kalo ada dua
komponen penting dalam kromatografi yaitu fase diam dan fase gerak. Dan perlu
dicatat bahwa hasil pemisahan kromatografi yang baik bukan lagi berbentuk
senyawa melainkan berbentuk tunggal.
Fase diam (Stationary phase)
Fase diam merupakan salah satu komponen yang penting
dalam proses pemisahan dengan kromatografi. kenapa? karena dengan adanya
interaksi dengan fase diamlah terjadi perbedaan waktu retensi (tR) dan
terpisahnya komponen senyawa analit.
Fase diam dapat berupa bahan padat atau porous (berpori)
berbentuk molekul kecil atau cairan yang umumnya dilapiskan pada padatan
pendukung.
Fase gerak (Mobile phase)
Fase gerak merupakan pembawa analit dapat bersifat
inert maupun berinteraksi dengan analit tersebut. Nah fase gerak ini g melulu
hanya cairan. Tapi juga dapat berupa gas inert yang umumnya dapat dipakai
sebagai carrier gas senyawa mudah menguap (volatil)
Pemisahan dengan kromatografi
Pemisahan dengan kromatografi sendiri lebih baik
daripada ekstraksi. kenapa? Karena sering diibaratkan dengan corong pisah yang
saling berhubungan yang bergerak dari atas ke bawah dimana pada setiap corong
pisah terjadi pemisahan. Selain itu permukaan antar fase pada kromatografi
lebih besar.
Lalu apa yang menyebabkan senyawa tersebut dapat
dipisahkan?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya kalo pemisahan
senyawa-senyawa dapat diamati dengan perbedaan waktu retensi (tR) pada
kromatogram.
“Waktu retensi (tR) adalah waktu yang diperlukan oleh
analit dari awal kolom sampai ke detektor”
Semakin lama analit berinteraksi dengan fase diam
–> semakin lama ia keluar –> tR semakin besar
Sehingga ada suatu konstanta yang menyatakan kecepatan
migrasi solut melalui fase diam. Kecepatan migrasi solut dipengarui oleh
perbandingan distribusinya (Kd atau kadang disebut D) yang ditentukan oleh
afinitas relatif solut pada fase diam dibanding fase gerak:
Kd = Kadar senyawa dalam fase diam/Kadar senyawa dalam
fase gerak
Dari persamaan tersebut dapat ditarik kesimpulan kalo
semakin besar harga Kd suatu senyawa maka waktu retensinya (tR) akan semakin
besar karena interaksi dengan fase diam besar dan migrasinya semakin lambat.
Parameter
kinetika pemisahan
Faktor Selektifitas (α)
“Selektifitas merupakan kemampuan instrumen dalam
mengenali senyawa-senyawa dalam campuran”
untuk mendapat selektifitas yang maksimum maka harus
dicari interaksi yang sesuai (apakah partisi, adsorpsi, size exclusion, atau
ion exchange). Faktor selektifitas (α) dapat dicari dengan:
α = k2/k1 = (tR2-tm)/(tR1-tm)
Apabila kedua senyawa memiliki nilai K yang sama
/ α = 1 maka kedua senyawa tidak dapat dipisahkan. karena waktu retensinya
identik.
Faktor Spesifisitas (Kd)
Sifat spesifisitas dari kromatografi didasarkan pada
sifat dari senyawa yang spesifik. Senyawa memiliki sifat spesifik karena
memiliki Kd yang spesifik.
Kapasitas Kolom (K’)
Menunjukkan kemampuan kolom menampung analit. Semakin
lama analit berada dalam kolom, akan semakinb esar nilai kapasitasnya. Nilai K’
yang bagus antara 1-10. Jika k’ terlalu kecil, kemungkinan pemisahannya belum
sempurna dan jika terlalu besar maka akan terjadi pelebaran puncak.
Resolusi (Rs)
Untuk taraf kepercayaan 95%, harga Rs yang baik adalah
> 1,5. Jika kurang dari ini maka puncak dari masing2 analit akan
saling tumpang tindih
Jumlah Lempeng Teoritis (Neff)
Merupakan parameter yang menghitung efisiensi
kromatografi. Menyatakan jumlah peristiwa partisi yang dialami oleh analit pada
setiap saat yang dibawa oleh fase gerak selama elusi.
a. Kromatografi partisi
Prinsip kromatografi partisi
dapat dijelaskan dengan hukum partisi yang dapat diterapkan pada sistem
multikomponen yang dibahas di bagian sebelumnya. Dalam kromatografi partisi,
ekstraksi terjadi berulang dalam satu kali proses. Dalam percobaan, zat
terlarut didistribusikan antara fasa stationer dan fasa mobil. Fasa stationer
dalam banyak kasus pelarut diadsorbsi pada adsorben dan fasa mobil adalah
molekul pelarut yang mengisi ruang antar partikel yang ter adsorbsi.
Contoh khas kromatografi partisi
adalah kromatografi kolom yang digunakan luas karena merupakan sangat efisien
untuk pemisahan senyawa organik (Gambar 12.3).
Kolomnya (tabung gela) diisi
dengan bahan seperti alumina, silika gel atau pati yang dicampur dengan
adsorben, dan pastanya diisikan kedalam kolom. Larutan sampel kemudian diisikan
kedalam kolom dari atas sehingga sammpel diasorbsi oleh adsorben. Kemudian
pelarut (fasa mobil; pembawa) ditambahkan tetes demi tetes dari atas kolom.
Partisi zat terlarut berlangsung
di pelarut yang turun ke bawah (fasa mobil) dan pelarut yang teradsorbsi oleh
adsorben (fasa stationer). Selama perjalanan turun, zat terlarut akan mengalami
proses adsorpsi dan partisi berulang-ulang. Laju penurunan berbeda untuk
masing-masing zat terlarut dan bergantung pada koefisien partisi masing-masing
zat terlarut. Akhirnya, zat terlarut akan terpisahkan membentuk beberapa lapisan.
Akhirnya, masing-masing lapisan
dielusi dengan pelarut yang cocok untuk memberikan spesimen murninya. Nilai R
didefinisikan untuk tiap zat etralrut dengan persamaan berikut.
R = (jarak yang ditempuh zat
terlarut) / (jarak yang ditempuh pelarut/fasa mobil).
Gambar 12.3 Diagram skematik
kromatografi
b. Kromatografi kertas
Mekanisme pemisahan dengan
kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada kromatografi kolom.
Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel
yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam
wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi
dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Air, etanol, asam asetat
atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.
Kromatografi kertas diterapkan
untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar. Karena asam amino
memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam air dan tidak
mudah menguap (tidak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah masalah
paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi
penemuan kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka.
Kimiawan Inggris Richard
Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang menggunakan
metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino
menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi
asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa
berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung atas kertas proses
dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak tertentu.
Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi.
Kromatografi kertas dua-dimensi
(2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan sampelnya diproses
secara dua dimensi dengan dua pelarut.
Gambar 12.4 Contoh hasil
kromatografi kertas pigmen dari
www.indigo.com/ science-supplies/filterpaper. html
www.indigo.com/ science-supplies/filterpaper. html
c. Kromatografi gas
Campuran gas dapat dipisahkan
dengan kromatografi gas. Fasa stationer dapat berupa padatan (kromatografi
gas-padat) atau cairan (kromatografi gas-cair).
Umumnya, untuk kromatografi
gas-padat, sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon teraktivasi, alumina
teraktivasi, silika gel atau saringan molekular diisikan ke dalam tabung logam
gulung yang panjang (2-10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas semacam hidrogen,
nitrogen atau argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas bertitik didih
rendah seperti oksigen, karbon monoksida dan karbon dioksida dimungkinkan
dengan teknik ini.
Dalam kasus kromatografi
gas-cair, ester seperti ftalil dodesilsulfat yang diadsorbsi di permukaan
alumina teraktivasi, silika gel atau penyaring molekular, digunakan sebagai
fasa diam dan diisikan ke dalam kolom. Campuran senyawa yang mudah menguap dicampur
dengan gas pembawa disuntikkan ke dalam kolom, dan setiap senyawa akan
dipartisi antara fasa gas (mobil) dan fasa cair (diam) mengikuti hukum partisi.
Senyawa yang kurang larut dalam fasa diam akan keluar lebih dahulu.
Metoda ini khususnya sangat baik
untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap seperti hidrokarbon dan
ester. Analisis minyak mentah dan minyak atsiri dalam buah telah dengan sukses
dilakukan dengan teknik ini.
Efisiensi pemisahan ditentukan
dengan besarnya interaksi antara sampel dan cairannya. Disarankan untuk mencoba
fasa cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai senyawa. Berdasarkan
hasil ini, cairan yang lebih khusus kemudian dapat dipilih. Metoda deteksinya,
akan mempengaruhi kesensitifan teknik ini. Metoda yang dipilih akan bergantung
apakah tujuannya analisik atau preparatif.
d. HPLC
Akhir-akhir ini, untuk pemurnian
(misalnya untuk keperluan sintesis) senyawa organik skala besar, HPLC (high
precision liquid chromatography atau high performance liquid chromatography)
secara ekstensif digunakan. Bi la zat melarut dengan pelarut yang cocok, zat
tersebut dapat dianalisis. Ciri teknik ini adalah penggunaan tekanan tinggi
untuk mengirim fasa mobil kedalam kolom. Dengan memberikan tekanan tinggi, laju
dan efisiensi pemisahan dapat ditingkatkan dengan besar.
Silika gel atau oktadesilsilan
yang terikat pada silika gel digunakan sebagai fasa stationer. Fasa stationer
cair tidak populer. Kolom yang digunakan untuk HPLC lebih pendek daripada kolom
yang digunakan untuk kromatografi gas. Sebagian besar kolom lebih pendek dari 1
m.
Kromatografi penukar ion
menggunakan bahan penukar ion sebagai fasa diam dan telah berhasil digunakan
untuk analisis kation, anion dan ion organik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar